Kamis, 12 Januari 2017

Wonosobo Punya Cerita (4-6 Mei 2016)

Berawal dari semangat yang tinggi, niat yang kuat, dan tekad yang menggebu, perjalanan untuk lebih mengenal antar teman-teman FKKMI Jogja pun dimulai. Puncak Gunung Prau di Kota Asri yang menjadi tujuan pada perjalanan kali ini. Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa telah memberikan kesempatan kami untuk bisa menikmati keindahan alam ciptaan-Nya di puncak Gunung Prau yang terletak di dataran tinggi Dieng, Wonosobo dengan ketinggian 2565 mdpl.Pada perjalanan kali ini, beberapa dari kami tidak dapat mengikuti perjalanan dikarenakan ada beberapa hal yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun tidak semua bisa mengikutinya, tapi doa dan semangat teman-teman BPW V FKKMI DIY yang tidak dapat pergi, turut menyertai perjalanan kami.


Kami memulai perjalanan dari Jogja dengan beranggotakan enam orang, yaitu Devie, Danu, Rizki, Yani, Eka, dan Indah. Satu orang yang juga dapat pergi yaitu Faisal, akan tetapi Faisal berangkat dari rumahnya di Cilacap. Hari Rabu, tanggal 04 Mei 2016 pukul 20.00 WIB, kami berkumpul di Kopma UPY untuk mengambil peralatan outdoor yang kami sewa. Setelah selesai packing, sekitar pukul 20.30 kami mulai perjalanan menuju Wonosobo, kami berangkat melalui jalur (Jogja-Purworejo-Kebumen-Wonosobo) karena malam itu kami berencana singgah di rumah Eka yang terletak di Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo (perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kebumen). Dalam perjalanan menuju rumah Eka, kami singgah di kota Wates, Kulonprogo untuk makan malam, kami makan Nasi Gandul makanan khas dari kota Pati, rasanya enak dan harganya terjangkau. Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan melewati Kabupaten Purworejo jalanan masih sangat ramai dan masih banyak lampu penerangan, memasuki kabupaten kebumen menuju wadaslintang, petualangan dimulai menyusuri jalan yang gelap dan berliku membuat kami harus berhati-hati dan pelan-pelan dalam berkendara. Sampai di wadaslintang petualangan belum selesai, untuk sampai dirumah Eka kami harus melewati jalan yang sepi, gelap, berliku, terjal, dan sampai harus bertemu dengan sekelompok anjing ditengah-tengah permukiman warga. Pukul 00.30 WIB kami sampai dirumah Eka, disana kami beristirahat sejenak sambil meminum teh hangat. Pukul 02.00 WIB kami bergegas untuk tidur karena esok pagi kami harus melanjutkan perjalanan ke Wonosobo. Disela-sela waktu sebelum tidur kami bercerita sedikit mengenai hal-hal yang terjadi selama perjalanan, dari mulai lucunya Eka saat dibonceng dengan Danu, Rizki yang lebih memilih bertemu dengan orang yang berkelahi daripada bertemu anjing, sampai membicarakan mandi atau tidak esok pagi sebelum melanjutkan perjalanan. Semua cerita selama perjalanan begitu lucu sampai tak sadar satu persatu dari kami pun terlelap. 
Hari Kamis, tanggal 05 Mei 2016 pukul 08.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Wonosobo, dan lagi-lagi kami disuguhkan jalan yang berliku, kami melewati hamparan hutan pinus dengan panorama alam yang indah. Perjalanan dari Wadaslintang ke Basecamp pendakian Gunung Prau (Patak Banteng) kami tempuh dengan waktu 3 jam. Sesampainya di basecamp pendakian kami langsung beristirahat sejenak sambil menunggu Faisal yang masih dalam perjalanan dari Cilacap. Udara di basecamp mulai terasa dingin menusuk tulang, air nya pun seperti air es. Sambil menunggu, beberapa dari kami beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga yang akan digunakan untuk mendaki gunung prau, dan tak lupa kami melakukan sholat zuhur. Beberapa jam menunggu akhirnya Faisal datang juga, Faisal datang tidak dengan tangan kosong dan sendiri, Faisal datang bersama satu temannya yang bernama Gempur. Setibanya Faisal dan Gempur di basecamp, kami mulai menata kembali barang-barang bawaan kami. Dan ternyata, barang-barang bawaan Faisal lebih komplit dari kami (para perempuannya). Pukul 14.30 WIB kami mulai menata ulang barang-barang dan melakukan registrasi untuk mulai pendakian. Setelah melaksanakan shalat ashar pukul 15.30 WIB kami mulai perjalanan mendaki puncak Gunung Prau.
Trek awal menuju pos satu masih terbilang mudah melewati permukiman dan perkebunan penduduk, menuju pos 2 beberapa dari kami mulai kelelahan dan memutuskan untuk istirahat sejenak, meskipun begitu kami tetap semangat menuju pucak. Disela-sela istirahat kami tidak lupa berfoto bersama untuk mengabadikan moment pendakian. 
Menuju pos 3 sampai ke puncak trek semakin terjal dan sulit, kami harus berhati-hati supaya tidak terpeleset. Berkat kerjasama, kesabaran dan kekompakan, pukul 19.00 WIB kami sampai di puncak gunung prau. Faisal, Danu, Rizki dan Gempur bergegas mendirikan tenda, sedangkan teman-teman perempuan yang lain beristirahat sambil sesekali membantu. Langit prau malam itu begitu indah, bintang- bintang bertaburan memanjakan mata setiap orang yang melihatnya, dinginnya udara puncak prau tak menggoyahkan semangat kami untuk tetap berada diluar tenda menikmati indahnya taburan bintang dialam bebas dengan riuhan canda tawa teman-teman dan para pendaki lainnya. Malam itu puncak prau sedang ramai ratusan tenda berjajar.Sekitar pukul 22.30 WIB beberapa dari kami sudah mulai mengantuk, dan satu persatu mulai memasuki tenda. Sebelum tidur, kami sempatkan untuk bercerita satu sama lain tentang pribadi maupun organisasi. Yani pamit terlebih dahulu untuk tidur, disusul oleh yang lainnya. 

Pukul 04.00 WIB kami bergegas bangun untuk menikmati Sunrise, sebelum itu tidak lupa kami shalat subuh terlebih dahulu. Setelah sholat subuh kami bergegas keluar tenda untuk menikmati Sunrise di puncak prau yang begitu indah dengan gunung sumbing dan sindoro yang berjajar sebagai backgroundnya dan ditambah hamparan bunga daisy di bukit teletubies. 
 Sungguh panorama alam yang akan membuat setiap orang rindu untuk datang kembali. Untuk pertama kali nya pada hari Jum’at tanggal 06 Mei 2016 bendera BPW V FKKMI DIY bisa berkibar di langit kota asri, puncak prau, Dieng Negeri di Atas Awan. Sungguh kebanggaan dan kebahagiaan luar biasa buat kami bisa mendaki puncak bersama-sama. 
Pukul 08.00 WIB kami kembali ke tenda utuk memasak dan sarapan pagi, Mas Faisal yang menjadi koki kami karena dia yang membawa logistik paling lengkap. 
Tempe goreng pagi itu mungkin tempe goreng paling enak untuk kami, karena dimasak dan dimakan diatas puncak gunung. Pukul 09.30 kami bersiap siap untuk turun kembali ke basecamp, perjalanan turun cukup tersendat karena ramainya pendaki yang juga ingin turun. 
Karena trek yang curam dan licin kami harus berhati-hati, lebih baik berjalan pelan daripada cepat tapi membahayakan. Kami sampai dibasecamp sekitar pukul 11.30 WIB dengan tubuh yang lelah. 
Faisal, Danu, Rizki dan Gempur pergi melaksanakan shalat jum’at. Sementara para perempuan berkemas dan beristirahat dengan ditemani es dawet durian. Pukul 14.00 kami pergi meninggalkan basecamp untuk melanjutkan perjalanan pulang ke kota istimewa. Sebelum pulang kami sempatkan untuk makan bersama di warung bakso, setelah makan kami berpisah dengan Faisal dan Gempur karena mereka pulang menuju Cilacap. Perjalanan pulang menuju kota istimewa cukup tersendat karena padatnya arus kendaraan di kawasan wisata Dieng, banyak orang yang memanfaatkan waktu libur untuk liburan ke Dieng. Di tengah perjalanan hujan turun cukup deras dan memaksa kami untuk berteduh di Gardu Pandang Tieng, saat berteduh kami ditemani pak polisi yang sedang bertugas, beliau sangat baik berbagi cerita dan pengalaman kepada kami. 


Pukul 16.00 WIB kami melanjutkan perjalanan, karena kami kurang paham rute jalan, kami hanya mengikuti papan penunjuk arah kami melewati jalan pedesaan yang sepi dan udaranya sangat sejuk. Sempat ada rasa khawatir tersesat, sampai waktu magrib tiba kami masih di jalan pedesaan samapi akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak dan menjalankan ibadah shalat maghrib. Setelah beberapa lama menyusuri jalan pedesaan kami sampai di jalan utama Wonosobo-Magelang. Perjalanan Wonosobo Magelang kami tempuh dalam waktu 2 jam. Kondisi tubuh yang lelah memaksa kami untuk sering berhenti beristirahat sejenak, di Magelang kami menyempatkan untuk makan malam bersama mengisi perut yang sejak siang sudah keroncongan. Setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan pulang ke kota istimewa. Akhirnya pada pukul 24.00 WIB kami sampai di kota istimewa dengan selamat. Perjalanan selama hampir 10 jam mungkin terasa melelahkan tapi semua itu terkalahkan oleh kebahagiaan yang kami rasakan.
Semua bukan tentang seberapa tuinggi puncak yang dituju, seberapa terjal dan curam jalan yang dilalui, seberapa jauh kaki melangkah, dan seberapa berat beban yang dipunggung, tapi semua tentang pengorbanan, perjuangan, persahabatan, persaudaraan, kerjasama, kesabaran, kekompakan, kebahagiaan, dan solidaritas
Wonosobo Punya Cerita, 04-06 Mei 2016 BPW V FKKMI DIY ( Danu, Devie, Eka, Faisal, Indah, Rizki, Yani)..
Masih banyak cerita yang terjadi selama perjalanan, dari mulai bercanda-canda dimotor, mampir ketoilet umum dan digedor-gedor karena lama, ketinggalan rombongan, buang angin ditenda beberapa kali dengan suara yang menggelegar (tanda-tanda masuk angin), motong tempe tanpa pisau, iseng ngegodain orang dan digodain orang waktu naik-turun, nyanyi sepanjang perjalanan supaya gak ngantuk, devi yang sempet tidur waktu diperjalanan sampai bisa mimpi pula, rizki yang bilang: kalo ngantuk kepalanya di ikat aja, lucunya liat eka yang dibonceng danu kayak mau terbang, ketemu Mas Arif dari Kopma FE UII, dan masih banyak lagi. Kami punya cerita di wonosobo Gunung Prau, kami punya kenangan di Gunung Prau. Intinya kami bahagia, terima kasih teman-teman semua. Semoga FKKMI semakin jaya, semoga kekeluargaan teman-teman FKKMI wilayah jogja khususnya bisa berlanjut sampai tua nanti, semoga bendera FKKMI bisa berkibar dipuncak-puncak gunung lainnya, dan semoga teman-teman FKKMI maupun teman-teman pejuang koperasi lainnya yang belum bisa ikut bisa ikut diacara ataupun kegiatan-kegiatan FKKMI Wilayah V Yogyakarta lainnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar